Sebuah pengalaman yang sangat luar biasa mengunjungi salah satu dari 4 Istana Kepresidenan yang ada di Indonesia. Jelas saja karena kesempatan yang jarang ada itu lho yang membuat kami berbondong-bondong datang ke Gedung Agung Yogyakarta. Festival Malioboro yang dimulai sejak tanggal 6 - 8 November kemarin memang menyelenggarakan open house Istana Negara untuk masyarkat umum. Sehingga bangunan mgeah yang biasanya hanya bisa dilihat dari luar sekarang bisa kita jelajahi.
Peraturan masuk ke Gedung Agung cukup banyak. Misalnya, harus memakai kemeja atau baju rapi, bersepatu, tidak boleh memotret, tidak boleh membawa handphone berkamera, dsb. Namanya juga kediaman Presiden, sudah pasti banyak peraturan yang harus dipatuhi. Namun ternyata, peraturan mengenai kamera cukup fleksibel jg. Setelah meminta ijin pada salah satu pegawai Rumah Tangga Presiden, ternyata aku diperbolehkan memotret bagian dalam ruangan.
Di halaman depan terdapat sebuah arca tugu yang menarik karena bentuknya yang seperti yoni namun ternyata arca itu justru bergaya budha. Di dalam gedung juga terdapat beberapa koleksi arca--terutama arca Budha yang berasal dari candi-candi sekitar Jogja. Kemungkinan arca ini dibawa oleh pemerintah Hindia-Belanda yang membangun gedung ini, dahulu sebagai kantor pemerintahan mereka pada tahun 1869.
Kamar bola yang dahulu digunakan sebagai tempat bersantai untuk bermain bilyard maupun berdansa oleh orang-orang Belanda sekarang di tangah direnovasi dan rencanannya akan dijadikan sebuah museum.