Minggu depan, sekitar antara hari selasa atau rabu adalah hari pembantai. It's killing field dan aku akan mati disana. Namun aku akan memilih mati terhormat. Bukan cuma terpekur, menangis dan merasa jadi korban. Tapi aku merasa sakit hati atas satu setengah tahun yang panjang.
Beberapa saat ini rasanya memang tidak adil. Dan untung, sedikit keberuntungan aku akan tahu bagaimana rasanya maju dan mempersembahkan kepalaku untuk dipenggal. Aku maju untuk mati.
Dan apa yang ku pahami dan kini akan aku sesali adalah kompromi ku. Rupanya aku berkompromi untuk tetap mati. Tidak ada ide brilian yang dapat menyelamatkan diriku. Aku mati karena kesombonganku, berpikir bahwa diriku ini brilian.
Dari setiap pertanda yang Tuhan berikan pada ku, tetap aku melaju dengan kesombongan tak terkira. Namun karena aku tahu ini adalah sebuah kesalahan sejak dari awal maka aku akan mati demi mencari kebenaran itu.
Satu setengah tahun berkompromi selama ini rasanya sungguh menyakitkan. Tak terkira aku tidak dapat apa-apa. It sucks!
Bismillah...