Ahaaay, deg-deg'an banget nih, 16 Februari 2008 bener-bener moment nggak bakal terlupakan sebagai hari pertama kerja! Horeeeey!
Jadi pemandu buat study tour anak SMA yang piknik ke Sangiran. Kita mengunjungi museum sangiran yang terkenal jadi world herritage nomer puluhan sekian. Selain itu, ada program jelajah kawasan daerah situ sebagai pengenalan bentang alam yang cukup unik, mengingat kawasan Sangiran tersebut memiliki sebuah lapisan-lapisan stratigrafi yang menyimpan banyak informasi mengenai keberadaan umur bumi serta manusia pendukungnya.
Hemmmm. Kerjaan pertama berbau arkeo karena di sini hubungannya udah gak lagi sama orang inner circle yang ngerti soal arkeo (baca: temen sendiri) melainkan sama orang-orang yang bener-bener awam nggak ngerti terlalu banyak soal prasejarah selain dapet informasi dari buku sejarah yang nggak pernah direvisi itu.
Meski di awal cukup shock dengan tingkah polah mereka yang 'agak luar biasa' (baca blog 'menunggu hujan' untuk versi yang lebih ekstrem!) Tapi syukur banget aku bisa nge-jelasin soal stratigrafi dan keadaan lingkungan ke mereka dengan cukup baik dan penuh improvisasi *ngecret!*
Ada 5 Turning Point yang kita kunjungi selain Museum, yaitu bentang alam yang menunjukan jelas stratigrafi atau perlapisan tanah dari formasi pucangan yang kebanyakan mengandung lempung hitam dengan beragam warna.
Kedua adalah Tugu peringatan si manusia sangiran no.27 jenis Meganthropus Palaeojavanicus yang cuma ketemu bagian rahangnya atas saja. Ketiga adalah sumber mata air asin di berada di tengah persawahan penduduk. Mata air asin ini bisa keluar akibat tenaga dari dalam bumi yang mendorong keluar dan mendorong lapisan lumpur laut dari jutaan tahun silam akhirnya keluar dari permukaan tanah. FYI. Sangiran dulunya merupakan laut dalam. Karena proses pengangkatan pulau Jawa akhirnya dulu daerah yang berubah laut berubah jadi rawa-rawa hal ini dibuktikan di turning point yang keempat berupa daerah endapan rawa berwarna kecoklatan dan diatome yang merupakan jejak endapan jasad renik. Di titik terakhir, yang sekarang berupa tegalan sawah, dahulu merupakan rawa-rawa dengan sisa endapan rawa dan banyak sekali temuan gastropoda bertebaran di sana. Di titik ini pula, banyak ditemukan fosil-fosil tulang hewan purba.
Menarik banget Sangiran itu. Karena tempat ini merupakan tempat penghasilan 60% dari penemuan fosil-fosil dan kerangka manusia purba. Apalagi koleksi-koleksi museum yang menarik untuk disimak. Asyik...
Seneng banget akhirnya dateng ke Sangiran, di bayarin, kerja dan yang pasti dapet banyak sekali pengalaman dan peristiwa-peristiwa yang begitu tak terlupakan...
Episode-episode Sangiran bisa dilihat di Blog 'Menunggu Hujan'
No comments:
Post a Comment