oooh, awal tahun yang sedikit mengerikan! deadline tugas survei b dan c dikumpul tanggal 3, tapi sampe' tanggal 2 malem, blom juga digambar!
ahaayyy...
Jadi gini, tugas yang hampir menghabiskan dan bikin gila ini bernama Survei B dan Survei. Secara teori, gampanglah, bikin gambar denah, gambar tampak depan dari bangunan. Untuk si B, bangunan yang ditentukan adalah standing building yang punya nilai historik baik dari masa klasik, islam, maupun kolonial. Sementara yang si C adalah gambar denah yang sebuah kompleks yang ada juga punya historik tinggi. Masing-masing semuanya harus bangunan yang berkaitan dengan arkeologi. Hubungan lansekap dengan arkeologi? Kerjaan ini emang mirip banget kerjaan anak arsitek yang istilah tukang gambar bangunan. Sebagai sebuah pencatat dan koleksi data mengenai bangunan-bangunan monumental arkeologi maka menggambar denah, gambar tampak ini pastinya penting banget. Apalagi nanti kalo lepas dari kuliah dan mesti kerja di instansi pemerintah seperti, BP3, BALAR, atau PUSLIT.
Satu bangunan bisa aja dikerjain beberapa orang sebagai field crew untuk membantu pengukuran lapangan. Alat yang dipake', tongkat pengukur 2 m, roll meter 50 m, dan kompas bidik. Jangan lupa field note, kamera, dan kesabaran yang tinggi.
Sebenernya gampang, baik dalam teori maupun praktek. Namun banyak banget kendala yang terjadi di lapangan. Sedikit curhat, untuk survei b, standing buliding yang aku pilih adalah rumah kolonial di kawasan Kota Baru Jogja yang sekarang digunakan untuk Bank. Berhubungan denah dalam bangunan udah punya, maka maju tak gentar-semangat buat ambil gedung ini. Cuma tinggal minta ijin untuk foto tampak depan sama liat-liat bangunan dalem buat deskripsi nanti di laporan verbal. Siapa tahu ada bangunan yang direnovasi dan mungkin dihilangkan. Maju ke Fakultas untuk minta dibuatin surat ijin penelitian buat pihak bank. Kecewa banget, soalnya ditunda sampe' seminggu dan nggak nepatin janji kasih suratnya. Alasannya ya, surat yang dibikin nggak cuma ini, yang diurus nggak cuma ini, bla...bla...! Emang sih akhirnya dapet juga suratnya. Tapi kemudian libur natal dan tahun baru 2 minggu. Sehari sebelum natal, surat ijin ku masukin ke bank. Udah ngobrol sama satpamnya sih, minta ijin dan ngelobi siapa tau boleh tanpa surat. Sayang nggak berhasil. Ok. tetep harus nungguin kepastian suratnya. Konfirmasi pertama kali, 'Maaf, penyelianya lagi rapat mungkin nanti siang.' Mencoba telpon, 'Maaf, mbak mungkin suratnya baru bisa diproses tanggal 2 januari karena libur tahun baru.' Tepat sehari sebelum pengumpulan tugas. Ehm, sempet mati kutu juga sih, tapi udah ah terusin aja terlanjur! Akhirnya...
'Maaf mbak, kami dari pihak bank tidak mengijinkan karena ada beberapa ruangan yang tidak boleh sembarangan orang masuk.'
Pesen moral yang dipetik dari pengalaman kali ini. Jangan menunda tugas kalo nggak pingin kepenthok dalam sebuah penelitian. Harus ada plan A, B, C sampe' Z. Jangan berharap pada janji dapat memberikan konfirmasi tepat waktu. Dan mending nggak usah ambil bank sebagai standing building buat survei b kalo nggak mau kepenthok dengan alasan kerahasiaan kecuali kamu anak CEO Bank tersebut, anak kepala cabangnya, atau anak Presiden R.I
Yup, urusan perijinan adalah hal yang paling ribet untuk urusan seperti ini. Makanya, cari link sebanyak-banyaknya. Bahkan temen bapak yang ternyata penjaga jiwasraya juga bisa bantuin masuk ke dalam ruang tanpa mesti bikin surat. Atau kakak kamu pernah dapet tugas bikin denah bangunan waktu dulu kuliah di arsitek. Jika ternyata Bapakmu adalah Kepala BP3 jateng makanya beruntunglah kamu.
No comments:
Post a Comment